"Saya tidak bisa buka detailnya. Dari sisi mereka juga sangat sensitif. Mereka tidak mau dibuka dulu kepada publik, karena mereka perusahaan publik yang strict pada hal-hal seperti itu," ujarnya.
Namun, secara umum, ia mengatakan proposal yang diajukan Tesla terkait proyek baterai lithium agak berbeda dengan yang diajukan oleh CATL dan LG Chemical. Pasalnya, tutur Seto, basis teknologi yang dimiliki perusahaan asal negeri Abang Sam tersebut pun berbeda dengan dua perusahaan lainnya.
Karena itu, Seto mengaku sangat tertarik untuk bekerja sama dengan Tesla. "Boleh dibilang teknologi baterai lithium Tesla salah satu yang terbaik di dunia. Sehingga, dengan adanya investasi dari CATL dan LG, ditambah Tesla, kita bisa belajar banyak dari sini," ujarnya.
Seto memastikan salah satu yang diminta oleh pemerintah kepada para calon pemodal adalah mengenai transfer teknologi. Pasalnya, itu akan menjadi kesempatan kerja sama antara Indonesia dengan tiga perusahaan kelas dunia.
"Minggu depan kami akan diskusi dengan mereka, kami akan melibatkan Antam dan Inalum juga, kemudian nanti kita lihat," ujar dia. Selain soal baterai lithium, kerja sama lainnya yang akan dikembangkan dengan Tesla adalah Energy Storage System atau ESS.
Baca: Dogecoin, Cryptocurrency yang Viral Bersama Bos Tesla Elon Musk