TEMPO.CO, Jakarta – Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2020 mencapai -2,19 persen secara year on year. Sedangkan secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV masih melemah -0,42 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pemulihan ekonomi di kuartal IV masih terpengaruh oleh tingginya penyebaran Covid-19. Kondisi ini menyebabkan sejumlah sektor belum kembali normal.
“Kalau kita lihat perekonomian di berbagai negara pada triwulan IV membaik dibanding sebelumnya meski harus kita akui perkembangannya masih lemah. Ada perbaikan meski belum sesuai harapan,” ujar Suhariyanto dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Jumat, 5 Februari 2021.
Bila dilihat sumber pertumbuhannya, kontraksi terdalam berasal dari industri pengolahan 0,65 persen. Kemudian disusul oleh sektor konstruksi dan transportasi serta pergudangan.
Meski demikian ketimbang kuartal II dan III 2020, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV menunjukkan perbaikan. Pada kuartal III lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia turun hingga minus 3,49 persen. Kemudian kontraksi terdalam terjadi di kuartal II yang mencapai minus 5,32 persen.
Dengan demikian secara kumulatif, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 mengalami kontraksi -2,07 persen secara year on year. “Karena itu kita perlu melakukan evaluasi apa-apa saja yang perlu diperkuat,” kata Suhariyanto.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 -2,07 Persen