TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang beruntung dalam hal vaksinasi untuk Covid-19. Sebab, Indonesia telah menjalin komitmen dengan beberapa negara untuk pengadaan vaksin.
“Indonesia sangat beruntung bisa mendapatkan vaksin sejak dini,” ujar Budi Gunadi dalam acara Mandiri Investment Forum yang ditayangkan secara virtual, Rabu, 3 Februari 2021.
Budi menjelaskan Indonesia telah memperoleh vaksin dari perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac Biotech Ltd, berbentuk vaksin jadi dan bulk atau bahan baku. Bahan baku vaksin diolah oleh PT Bio Farma (Persero) di Bandung.
Kedatangan vaksin Sinovac pun berlangsung sejak Desember 2020 dan hingga kini telah dikirim sebanyak empat kali. Terakhir, vaksin berbentuk bulk sebanyak 10 juta dosis masuk ke Tanah Air pada Selasa, 2 Februari. Dengan demikian, Indonesia telah memiliki 3 juta dosis vaksin Sinovac berbentuk jadi dan 25 juta dosis vaksin berbentuk bulk.
Selain dengan Sinovac, Indonesia memperoleh komitmen pengadaan vaksin dari AstraZeneca. Pengiriman vaksin AstraZeneca dilakukan melalui skema kerja sama multilateral GAVI Covax Facility.
Kemudian, Indonesia telah bekerja sama dengan Novavax, perusahaan vaksin asal Amerika Serikat. “Jadi kita akan memperoleh suplai yang sangat besar,” kata Budi.
Budi Gunadi mengatakan Indonesia menargetkan vaksinasi terhadap 180 juta orang dengan dosis sebanyak 460 juta. Vaksin, kata dia, penting untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.
Pemerintah pun akan melakukan proses vaksinasi secara bertahap sampai 2022. Pada tahap pertama, vaksin Covid-19 akan diberikan kepada tenaga medis dengan rentang waktu Januari hingga April 2021. Stok vaksin pun akan terus dikirimkan dari pusat ke daerah hingga mencakup 34 provinsi.