Keempat, perseroan memperbaiki kualitas kredit dengan memperluas saluran penjualan kredit macet. Penjualan kredit hapus buku tahun lalu bahkan mencapai Rp 167,6 miliar atau naik 47,8 persen secara tahunan. Perseroan juga melakukan digitalisasi proses koleksi melalui mobile collection dan digital verification.
Kelima, Nixon menyampaikan perseroan juga berhasil meningkatkan efisiensi dengan transformasi proses pengadaan barang dan jasa dengan sentralisasi pengadaan dan pengelolaan vendor.
Substansi layanan ke branchless banking juga membuat BTN mampu merasionalisasi beberapa outlet dan kantor cabang pembantu. Pada tahun 2020, 21 kantor cabang pembantu dan 101 kantor kas ditutup.
Tak hanya itu, Nixon menyatakan BTN juga mencatat adanya pertumbuhan aset hingga 16,2 persen menjadi Rp362,23 triliun pada 2020 sedangkan pada 2019 hanya sebesar Rp311,77 triliun.
Untuk kredit pembiayaan yang disalurkan BTN tercatat terjadi pertumbuhan 1,7 persen dari Rp255,8 triliun pada 2019 menjadi Rp260,12 triliun pada 2020.