Pahala menegaskan bahwa pengembangan industri baterai terintegrasi dilakukan karena Indonesia memang mempunyai potensi luar biasa. Menurutnya, saat ini merupakan momentum Indonesia menguasai secara terintegrasi sebuah value chain dari hulu ke hilir untuk sebuah industri besar dan sangat strategis di dunia.
Dia menuturkan saat ini semua negara sedang membicarakan bahwa the future is battery. Dia meminta agar jangan sampai kesempatan yang baik itu disiakan.
"Dan memang negara-negara lain selalu bagaimana caranya supaya Indonesia tidak kuat, bagaimana supaya Indonesia tidak bisa menjadi pemain yang betul-betul mengusai sebuah industri yang sangat strategis yang akan menjadi penentu di masa datang," ujarnya.
Adapun Pahala Mansury menargetkan holding terkait industri baterai kendaraan listrik, Indonesia Battery Corporation (IBC), terbentuk pada semester I tahun ini. Holding IBC, kata dia, terdiri dari Mining Industry Indonesia (Mind ID), Aneka Tambang (Antam), Pertamina, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Kita sudah sepakati ada diskusi antara empat perusahaan itu dan ada diskusi awal dengan para calon mitra," kata Pahala.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: BUMN: Industri Baterai Kendaraan Listrik Bukan Alat Politik ke Pilpres 2024