Laba ini dihasilkan dari pendapatan unaudit sekitar Rp 5,3 triliun atau naik hampir 27 persen dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp 4,18 triliun. Jatmiko menyebut capaian laba ini dampak dari transformasi yang dijalankan perusahaan selama 2 tahun terakhir.
"Sejak 2019 kami telah menancapkan pondasi kuat untuk mengubah PTPN V ke arah yang lebih baik. Ketaatan pada aturan, validitas data, transformasi digital, dan kembali ke khitah kami sebagai perusahaan perkebunan negara yang hadir untuk sawit rakyat, membantu kami dapat mengarungi 2020 dengan baik sehingga mencatatkan hasil yang positif," kata dia.
Jatmiko menjelaskan dengan realisasi pendapatan Rp 5,3 triliun, pihaknya melewati target yang ditetapkan oleh holding sebesar Rp 4,6 Triliun. Pencapaian itu tidak terlepas dari produktivitas perusahaan yang juga mencatatkan rekor tertinggi.
Produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) sawit PTPN V berhasil mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah perusahaan berdiri yaitu mencapai 23,87 ton per hektare per tahun. Angka ini setara dengan 0,46 persen di atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dan meningkat 0,81 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk produk utama seperti CPO dan PKO, PTPN V telah memproduksi 544.010 ton CPO dan 107.875 ton PKO. Rendemen masing-masing produk mencapai 21,39 persen dan 4,24 persen. Kini PTPN V memiliki tujuh sentra yang menampung 1,5 juta bibit unggul dan siap untuk dilepas ke petani sawit Riau dengan harga yang murah.
HENDARTYO HANGGI | BISNIS
Baca: Dikritik Terima Jabatan di PTPN, Budiman Sudjatmiko: Rumah Gak di Beverly Hills