TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi masih akan melemah pada awal Februari 2021. Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus menuturkan penurunan kinerja indeks tak terhindarkan, bercermin dari sejumlah sentimen yang mewarnai pasar beberapa waktu terakhir.
“Kalau kita mundur ke belakang, sejak kemenangan Joe Biden lalu vaksinasi itu ada ekspektasi yang luar biasa yang membuat indeks mengalami kenaikan cukup drastis,” ujarnya kepada Tempo, Ahad 31 Januari 2021. Sentimen tersebut bermuara pada ekspektasi pasar yang terlampau tinggi akan keyakinan pemulihan ekonomi tahun ini.
Namun, ekspektasi tersebut seketika berbalik arah ketika pemerintah memutuskan untuk mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021, dari sebelumnya 4,5-5,5 persen, menjadi 4-5,2 persen. Hal serupa juga dilakukan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) yang mengecualikan Indonesia dari daftar negara-negara yang mengalami peningkatan proyeksi pertumbuhan.
“Ini berarti ekspektasi terlalu tinggi, bahwa pemulihan ekonomi tidak seindah yang diucapkan,” kata Nico. Kondisi tersebut direspon pelaku pasar saham dengan pesimistis, sehingga mengakibatkan kinerja indeks melemah 1,96 persen, dan ditutup di level 5.862,35 pada Jumat pekan lalu.
Adapun dari sisi inflasi belum menunjukkan adanya kenaikan, atau cenderung merefleksinya konsumsi masyarakat saat ini masih tertahan dan daya beli yang terganggu.