Untuk mendukung percepatan pengetesan PCR, belum lama ini Kementerian Riset dan Teknologi pun mengembangkan laboratorium penelitian spesimen berbentuk mobile lab. Mobile lab merupakan laboratorium berjalan yang bisa berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Saat ini, Kementerian sudah meminjamkan satu mobil lab kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Ada pula produk alat pendeteksi Covid-19 bernama GeNose yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada. Berbeda dengan metode usap atau swab PCR, pengambilan sampel GeNose berasal embusan napas. Menurut situs resmi UGM, GeNose bisa mendeteksi Covid-19 lebih cepat dengan lama waktu pendeteksian sekitar 80 detik.
Tarifnya pun diperkirakan lebih murah, yaitu Rp 20 ribu satu kali tes dengan akurasi lebih dari 90 persen. GeNose telah memperoleh izin penggunaan dari Kementerian Kesehatan dan menurut Bambang, alat ini bakal dipakai sebagai alat deteksi utama, khususnya di simpul-simpul transportasi maupun tempat-tempat umum dengan trafik mobilisasi manusia tertinggi.
“Kita bisa menggunakan GeNose untuk memastikan orang-orang yang ada di wilayah itu semuanya adalah orang-orang yang negatif Covid-19, bukan orang-orang yang terpapar,” tutur Bambang.
Selain UGM, sejumlah kampus telah mengembangkan alat pengetesan virus Corona. Universitas Padjajaran, misalnya, telah melahirkan alat test rapid Antigen sebagai alternatif tes swab PCR.