"Mereka bisa membayar variable cost tetapi ada risiko mereka menjadi zombie company di mana mereka hidup buat bank, membayar bunga dan segala macam tanpa profit yang menguntungkan. Karena itulah mobilitas menjadi sangat penting," ujarnya dalam webinar, Rabu, 27 Januari 2021.
Analisis tersebut diperoleh Chatib dengan melihat sejumlah data, yaitu data residential dari Big Data Google dengan Perchasing Managers' Index. Dua data tersebut ketika digabungkan berkorelasi negatif. Artinya, kalau orang tinggal di rumah, maka PMI akan turun.
Musababnya, Chatib memberi contoh, pengusaha restoran tidak akan menambah investasi kalau pengunjung yang datang ke restorannya dibatasi seperti saat pandemi. Begitu juga dengan perusahaan maskapai yang tidak akan membeli pesawat baru lantaran selama pandemi keterisian kursi sangat sedikit.
"Jadi selama mobilitas itu rendah karena pandemi maka skala ekonomisnya tidak akan tercapai. Kalau skala ekonomis tidak tercapai maka saya tidak akan melakukan ekspansi investasi baru," ujar Chatib.
Secara konsisten, data itu menunjukkan bahwa ketika jumlah orang ke luar rumah lebih banyak, maka utilisasi kapasitas suatu usaha akan naik. Sementara, selama orang tinggal di rumah, utilisasi kapasitasnya juga tidak terpakai. "Ini kenapa saya mengatakan kalau pandeminya tidak selesai, ekonominya akan sulit mengalami perbaikan," tutur Chatib Basri.
BACA: Chatib Basri: Frekuensi Belanja Masyarakat Pulih tapi Nilainya Kecil
CAESAR AKBAR