Jakarta - Perusahaan asal Hungaria yaitu Roatex, Ltd telah terpilih untuk membangun sistem transaksi tol nirsentuh pada jaringan Tol Jawa Bali. Saat ini Roatex harus mengurus sejumlah perizinan untuk memulai pembangunannya.
Izin yang mereka urus beragam. Mulai dari izin di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, izin di Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga Bank Indonesia. Masalahnya, izin ini harus diurus dari lembaga ke lembaga lainnya.
"Izinnya tidak satu pintu," kata Chief Representative Roatex, Musfihin Dahlan sembari tertawa, saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 29 Januari 2021.
Meski menganggap hal yang biasa dihadapi investor di Indonesia, dia optimistis izin bisa rampung dan pembangunan sistem bisa dimulai pertengahan 2021.
Izin diperlukan karena sistem ini mencakup banyak aspek. Pertama, ada aplikasi e-Onboard Unit atau e-OBU yang harus diinstall di smartphone pengguna tol. Kedua, ada masalah e-payment lewat kredit, debit, atau dompet digital saat transaksinya.
Sebelumnya, Roatex dipercaya sebagai kontraktor yang akan menangani pembangunan sistem ini. Proyek dijalankan dengan model Kerja Sama Pemerintah dan Badan usaha (KPBU). Tapi, seluruh investasi yaitu Rp 4,3 triliun berasal dari kas Roatex saja.
Masalah lain untuk penerapan sistem transaksi tol nirsentuh adalah rute tol yang akan dimulai pertama kali. Roatex menawarkan Tol Jabodetabek menjadi pilot project. Tapi sejauh ini, belum ada kepastian dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR. "Ruas pertama masih dalam pembahasan," kata Kepala BPJT Danang Parikesit saat dihubungi.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Sistem Transaksi Tol Nirsentuh Ditargetkan Berlaku di Semua Tol Jawa-Bali 2022