Tujuannya agar produksi biodiesel meningkat sehingga mampu menyerap produksi CPO sehingga mampu mendongkrak harga CPO. Implikasi lainnya, meningkatkan harga tandan buah segar sawit.
"Namun, berdasarkan hasil analisis input-output, penggunaan dana sawit untuk subsidi biodiesel tidak memberikan nilai manfaat besar terhadap keseimbangan faktor produksi dibanding menggunakannya untuk program yang berkaitan langsung dengan perkebunan sawit,” katanya.
Trias menambahkan, kebijakan penggunaan dana sawit untuk subsidi biodiesel bisa dikatakan gagal sebab nilai tukar petani perkebunan rakyat tidak meningkat kecuali pada 2017.
Padahal, apabila dana tersebut digunakan sepenuhnya untuk sawit maka akan terjadi peningkatan pertumbuhan output pada sektor produksi perkebunan sawit sekitar 6,52 persen.
Trias juga mengungkapkan minimnya alokasi anggaran daerah untuk petani sawit.
Berdasarkan data 2020, Provinsi Riau mengalokasikan 66 persen anggaran di Dinas Perkebunan. Anggaran tersebut tidak spesifik untuk alokasi langsung pada peningkatan kesejahteraan petani sawit. Padahal, ujarnya, Riau merupakan provinsi dengan tutupan sawit terbesar di Indonesia.