Mengingat urgensi konsolidasi yang kian tinggi, Wimboh mengimbau kepada perbankan untuk melakukan ancang-ancang, menyiapkan rencana strategis, termasuk mulai melakukan asesmen dan mencari investor potensial. “Kami minta rencana awal dulu bagaimana upaya memenuhi ketentuan modal, apabila tidak bisa, kami preemptive mengundang investor untuk mencari partner.”
Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas, Aviliani mengungkapkan tren konsolidasi di 2021 diprediksi akan banyak dilakukan oleh bank-bank kategori permodalan BUKU 2. “Karena BUKU 1 kan kebanyakan sudah diakuisisi oleh bank-bank besar, sehingga sekarang waktunya BUKU 2 yang sedang melakukan pendekatan-pendekatan untuk merger, akuisisi atau menjadi bagian anak usaha industri bank atau non bank,” ucapnya.
Menurut Avi, guna memastikan upaya konsolidasi perbankan berjalan lancar, OJK perlu memberikan dukungan yang lebih persuasive. “OJK bisa mendorong mencarikan jodoh.”
Perihal investor yang potensial melakukan akuisisi, menurut Avi masih akan diramaikan oleh investor lokal. Pasalnya, karakteristik bank-bank kecil menengah cocok dengan preferensi investor lokal. “Asing cenderung memilih bank yang sudah established ketika ingin melakukan akuisisi.”
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara berujar tren konsolidasi kian tak terelakkan di satu sisi karena dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Adanya tekanan kinerja, pengetatan likuuiditas dan biaya operasional misalnya akan membuat bank mempertimbangkan opsi konsolidasi.