Berdasarkan Laporan Kinerja Ekonomi Industri Airlines Global periode Juni 2020 yang dipublikasikan oleh IATA, kerugian bersih industri airlines global akibat pandemi sebesar US$84,3 miliar.
Bukan industri penerbangan saja yang dihindari Lo Kheng Hong. Pria yang dijuluki Warren Buffet dari Indonesia ini juga mengaku menghindari saham perusahaan konstruksi, termasuk BUMN karya, sebab rasio utangnya umumnya sangat tinggi.
“Kebetulan saya sama sekali tidak punya sektor infrastruktur ini. WSKT, WIKA, ADHI, saya tidak punya. Kenapa? Karena saya takut beli perusahaan infrastruktur, utangnya bisa Rp50 triliun, ngeri banget. Tidak berani saya,” ungkapnya.
Bagi LKH, emiten yang ideal untuk menjadi tujuan investasi adalah emiten yang memiliki utang kecil, tetapi kas yang berlimpah.
“Lihat perusahaan yang utangnya gede, mundur dulu deh. Cari yang aman dulu. Kalau bisa cari perusahaan yang tidak ada utang, kasnya banyak, utangnya nol. Itu baru perusahaan paling aman,” kata dia.
Lo menyarankan agar investor di pasar saham sejak awal harus memiliki horizon investasi untuk jangka panjang, bukannya hanya mengejar keuntungan tipis dari tren pergerakan harga sesaat.
Bahkan, menurutnya, jika seorang investor sudah berhasil menemukan saham terbaik berdasarkan hasil analisis fundamental yang tepat, sebaiknya disimpan untuk selama-lamanya.
Dirinya juga mengingatkan investor di pasar saham agar selalu akrab dengan laporan keuangan perusahaan. Bagi Lo sendiri, laporan keuangan dan laporan tahunan emiten adalah santapan wajibnya setiap hari.
“Kalau kita tidak pernah membaca annual report, tidak pernah membaca laporan keuangan, saya yakin kita akan menjadi investor yang bodoh terus dan kehilangan uang sampai habis karena kita membeli kucing dalam karung. Tidak ada jalan lain, hanya ada satu jalan,” kata Lo Kheng Hong.
BACA: Saran Lo Kheng Hong: Pegang Saham yang Bagus Selamanya Seperti Memiliki Istri