Di sisi lain, kata Ganjar, wilayah yang mulai terbangun konstruksi dasar Jalan Tol Semarang-Demak tersebut mengalami penurunan muka tanah yang sangat tinggi. Sehingga, menurut dia, sebenarnya tidak ideal untuk tempat tinggal dengan tingkat kepadatan tinggi.
"Jadi (sebenarnya) tidak layak (ditinggali), nah mudah-mudahan ini bisa menyelesaikan (persoalan)," katanya.
Pengerjaan jalan tol dengan total panjang 27 kilometer tersebut terbagi dalam dua seksi yakni Seksi I di ruas Semarang-Sayung sepanjang 10,69 km dan Seksi II sepanjang 16,31 km yang membentang dari Sayung sampai Demak kota.
Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi II ditargetkan Kementerian PUPR rampung pada Juni 2022 dan progres pembangunan seksi Sayung-Demak sudah mencapai 30,53 persen untuk pembebasan lahan dan 10,56 persen untuk fisik.
Terkait dengan progres pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak, Ganjar tidak menjelaskan secara rinci. Dia hanya menyebutkan progresnya terus berjalan dan diharapkan bisa segera selesai, namun secara teknis pun saat ini hanya terkendala lahan.
"Masih 'on progres' sih sebenarnya, dan maka tadi saya tanya juga karena saya sudah bicara dengan Pak Basuki, Menteri PUPR, nampak-nampaknya ini juga menjadi perhatian sehingga tidak ada persoalan tinggal kerjaan teknis saja termasuk pembebasan lahan dan yang paling tidak mudah," ujar Ganjar Pranowo.
ANTARA
Baca juga: Pembebasan Lahan Seret, Proyek Jalan Tol Semarang-Demak Tersendat