TEMPO.CO, Jakarta – Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM mencatat total realisasi investasi pada 2020 sebesar Rp 826,3 triliun. Angka ini melampaui target yang ditetapkan senilai Rp 817,2 triliun dan lebih besar dari realisasi 2019 sebesar Rp 809,6 triliun.
“Sebelum pandemi, kami menetapkan target investasi Rp 886 triliun. Namun kemudian targetnya direvisi menjadi Rp 817 triliun. Realisasinya, investasi mencapai 101,1 persen dari target,” kata Bahlil dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Senin, 25 Januari 2021.
Bahlil menyatakan pencapaian ini bukan merupakan data yang direkayasa. “Ini bukan data asal bapak senang,” ucapnya.
Baca Juga: ORI019 Ditawarkan Mulai Hari Ini, Tingkat Kupon 5,57 Persen
Investasi sepanjang 2020 ditopang oleh penanaman modal dalam negeri sebesar 50,1 persen atau naik 7 persen secara year on year. Bahlil mengatakan pencapaian ini merupakan sejarah karena dalam lima tahun terakhir, investasi selalu ditopang oleh modal asing alias foreign direct investment (FDI).
Menurut Bahlil, kondisi ini menunjukkan bahwa investor dalam negeri merupakan benteng pertahanan untuk menggerakkan ekonomi selama pandemi Covid-19. Musababnya, capaian dari keseluruhan investasi berkontribusi sebesar 30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan sebarannya, realisasi investasi didominasi oleh penanaman modal di luar Jawa dengan total Rp 417,5 triliun atau 50,5 persen. Angka ini naik 11,3 persen secara year on year. Sedangkan investasi di Pulau Jawa tercatat sebesar Rp 408,8 triliun atau 49,5 persen atau turun 5,9 persen secara year on year.
Bahlil menjelaskan, meningkatnya realisasi investasi di luar Pulau Jawa menunjukkan bahwa langkah pemerintah untuk memeratakan infrastruktur telah berhasil menggaet investor. "Karena salah satu syarat investor melakukan investasi adalah infrastrukturnya memadai,” ujar Bahlil.
Sementara itu dari sebaran sektornya, realisasi investasi didominasi oleh penanaman modal di bidang transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang mencapai Rp 144,8 triliun. Peringkat kedua diduduki sektor listrik, gas, dan air sebesar Rp 102, triliun.
Selanjutnya posisi realisasi investasi ketiga hingga kelima berturut-turut ditanamkan di sektor industri logam dasar, barang modal, dan bukan mesin seebsar Rp 94,8 triliun. Kemudian, sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp 76,4 triliun; serta sektor konstruksi sebesar Rp 71 triliun.
Adapun untuk modal asing, menurut negaranya, Singapura masih menempati posisi teratas dengan realisasi investasi paling besar mencapai US$ 9,8 miliar. Kemudian, Cina di posisi kedua dengan investasi sebesar USD 4,8 miliar; Hong Kong 3,5 miliar; Jepang 2,6 miliar; dan Korea Selatan USD 1,8 miliar.
Bahlil mengatakan target realisasi investasi pada 2021 oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebesar Rp 900 triliun. “Ini lebih besar dari target Bappenas senilai Rp 856 triliun,” tutur Bahlil.