TEMPO.CO, Jakarta – Komisi V DPR akan segera memanggil Kementerian Perhubungan hingga Sriwijaya Air terkait kecelakaan pesawat Boeing 737-500 berkode penerbangan SJ-182 yang menewaskan 62 orang. Ketua Komisi V DPR Lasarus mengatakan pemanggilan berlangsung pada pekan pertama Februari.
“Akan dilaksanakan pada 3 Februari. Harapannya (pada 3 Februari) CVR (cockpit voice recorder) sudah bisa ditemukan,” ujar Lasarus saat dihubungi Tempo, Senin, 25 Januari 2021.
Baca Juga: Jumlah Keluarga Korban Sriwijaya Air yang Buka Opsi Tuntut Boeing Bertambah
Selain Kementerian Perhubungan dan Sriwijaya Air, DPR bakal mengundang sejumlah pihak yang dapat memberikan keterangan terkait kecelakaan pesawat. Pihak-pihak tersebut meliputi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT); Basarnas; Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta AirNav Indonesia.
Hari ini, 25 Januari 2021, Komisi V DPR sejatinya memiliki agenda untuk rapat dengan Kementerian Perhubungan. Namun, dalam rapat nanti, Lasarus memastikan DPR akan berfokus pada topik lain, yakni seputar pelaksanaan anggaran 2020.
“Hari ini kami hanya akan fokus ke anggaran karena CVR belum ditemukan,” tutur Lasarus.
Sriwijaya Air SJ 182 yang membawa 50 penumpang dan 12 awak pesawat jatuh di Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021. Dalam operasi SAR, tim gabungan menemukan 325 kantong potongan tubuh korban, 68 kantong serpihan kecil pesawat, dan 55 bagian badan pesawat termasuk kotak hitam berupa flight data recorder atau FDR.
Tim SAR telah menghentikan evakuasi terhadap korban dan bangkai pesawat Sriwijaya Air setelah 13 hari pencarian. Operasi dilanjutkan oleh KNKT untuk mencari memori kotak hitam berupa CVR untuk keperluan investigasi. KNKT akan menyelesaikan laporan awal investigasinya dalam 30 hari setelah kecelakaan terjadi.