Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, IHSG dan nilai tukar rupiah ditutup melemah. Kurs rupiah di pasar spot terpantau melemah 35 poin atau 0,25 persen ke level Rp 14.035 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,12 persen atau 0,105 poin ke level 90,236 pada pukul 14.55 WIB.
Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan pergerakan kurs rupiah pada akhir pekan lalu salah satunya akan dipengaruhi oleh perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang kembali dilakukan oleh pemerintah hingga 8 Februari 2021. Selain itu, pasar juga masih mencerna keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan.
Dari luar negeri, pelantikan Joe Biden sebagai Presiden baru AS kemungkinan masih akan menjadi sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan nilai tukar rupiah pada awal 2021 cenderung menguat.
Perry mengatakan, nilai tukar rupiah pada 20 Januari 2021 menguat 0,77 persen secara rerata dan 0,14 persen secara point to point dibandingkan dengan level Desember 2020.
Sementara IHSG meski sempat dibuka pada zona hijau, indeks langsung terperosok ke zona merah dan terus merayap sepanjang perdagangan. Bahkan IHSG sempat menyentuh level terendahnya pada 22 Januari 2021 di 6.283,31 sebelum akhirnya ditutup di level 6.307,12 atau terkoreksi 1,66 persen.
Jebloknya IHSG tersebut terlihat dari kapitalisasi pasar di akhir pekan ini yang menyentuh Rp 7.374,64 triliun. Jumlah transaksi yang tercatat hari ini Rp 17,34 triliun, dengan net buy asing tipis di sekitar Rp 71,73 miliar di seluruh pasar. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, hanya 107 yang menghijau. Sebanyak 396 saham memerah dan 128 sisanya menguning alias stagnan.
HENDARTYO HANGGI | BISNIS
Baca: IHSG Ditutup Anjlok 1,6 Persen, Saham BRI Syariah hingga Antam Kompak Alami ARB