Adapun proses lelang ini merupakan bagian dari upaya Angkasa Pura II melakukan penataan pengelolaan kargo di Bandara Soekarno-Hatta. "Ini untuk mendukung pembenahan sistem distribusi logistik yang berkeadilan sesuai dengan amanat UU Nomor 11 Tahun 2020 yang menyatakan BUMN harus melakukan optimalisasi aset," tutur Ngatimin.
Selain penyeragaman bagi hasil, model bisnis baru pengelolaan kargo akan membuat pelayanan kepada pelanggan meningkat. Sebab, perusahaan akan menerapkan teknologi QR code dan meningkatkan keamanan kargo. "Perusahaan mensyaratkan sistem semi-otomatis demi menjaga kualitas komoditi terutama ekspor," tutur Ngatimin.
Selain itu, Angkasa Pura II akan menerapkan pelaporan transaksi secara real time. Ngatimin mengimbuhkan, saat ini proses lelang digelar untuk pengelolaan lini-1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta tetap berjalan.
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi sebelumnya mengatakan kenaikan harga sewa pergudangan imbas sistem pengelolaan oleh Angkasa Pura II memberatkan pengusaha logistik di tengah pandemi Covid-19. Karena itu, asosiasinya mendesak perseroan membatalkan rencana kenaikan sewa.
Yukki menyebut, ALFI telah menerima keluhan dari berbagai perusahaan logistik. Menurut dia, selama ini pelayanan kargo udara di Bandara Soekarno-Hatta masih sangat tertinggal baik dari sisi volume maupun kecepatan. Alih-alih menaikkan biaya sewa, Yukki dan 289 anggota asosiasi meminta AP II mendorong digitalisasi, inovasi, dan kelancaran arus barang serta efisiensi.
Baca: Angkasa Pura II Didesak Tak Naikkan Harga Sewa Gudang di Bandara Soekarno-Hatta