TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang 2020, terdapat 18 kota besar di dunia yang mengalami kenaikan harga hunian mencapai lebih dari 10 persen. Manila menjadi yang tertinggi dengan 34,9 persen, sedangkan Jakarta hanya 1,2 persen.
Laporan Knight Frank yang dikutip Bisnis.com, Sabtu, 23 Januari 2021, menunjukkan permintaan hunian di dunia terbukti masih cukup tinggi selama pandemi Covid-19.
Salah satu yang menjadi alasan meningkatnya pertumbuhan harga hunian disebabkan suku bunga yang rendah dan instrumen stimulus fiskal yang besar diberikan oleh pemerintah di negara-negara dunia.
Meski di tengah pembatasan akibat pandemi Covid-19, permintaan hunian sebagian besar bersifat domestik.
Sementara itu, Jakarta juga masuk dalam kategori kota yang mengalami pertumbuhan harga hunian. Ibu Kota berada di peringkat 117 dengan pertumbuhan mencapai 1,2 persen.
Harga hunian di Jakarta masih lebih baik daripada Kuala Lumpur yang minus 1,5 persen, Hongkong -1,1 persen, Sevilla -1,2 persen, Palermo -2,2 persen, Mumbai -2,4 persen, Budapest -2,6 persen, Genoa -3,1 persen, Delhi -5 persen, Abu Dhabi -5,6 persen, dan Dubai -8,1 persen.