3. Ketahui Produk dan Jenis
Saat ini ada empat jenis reksa dana jika dilihat dari profil investasi. Pertama, pasar uang yang biasanya dipakai untuk jangka pendek atau di bawah satu tahun. Kedua, reksa dana pendapatan tetap. Reksa dana ini cocok untuk jangka menengah di kisaran satu hingga tiga tahun.
Ketiga, reksa dana campuran yang cocok untuk jangka menengah ke panjang yang biasanya berjangka tiga hingga lima tahun. Terakhir, reksa dana saham, yang cocok untuk jangka panjang atau biasanya di atas 5 tahun.
Aidil menyebutkan, selain mencocokkan jenis reksa dana dengan tujuannya dari segi waktu, investor juga perlu memastikan profil risiko masing-masing.
4. Risiko Produk
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, reksa dana juga akan memiliki risiko. Hal ini berlaku untuk semua jenis, termasuk reksa dana pasar uang.
Aidil mengungkapkan investor bisa mendapat keuntungan (return) tinggi atau bahkan turun seketika. Kenali risiko dari masing-masing produk reksa dana sebelum membelinya.
5. Pelajari Cara Kerja
Aidil juga menjelaskan bahwa mekanisme kerja reksa dana berbeda dengan saham. Di reksa dana ada yang disebut manajer investasi dan bank kustodian sebagai partner.
Ada pula agen penjual reksa dana atau APERD yang bisa berbentuk bank, sekuritas, atau perusahaan, dan fintech.
6. Cara Memilih
Yang terakhir adalah tips mencari reksa dana, idealnya yang cocok dengan profil risiko investor. Salah satunya dengan mempelajari kinerja masing-masing reksa dana.
Pengetahuan yang cukup soal kinerja reksa dana merupakan hal yang wajib diketahui sebelum memulai berinvestasi. "Anda bisa mulai dengan melihat bagaimana kinerja perusahaannya selama ini, berapa lama umur reksa dana, atau atau mengecek performa perusahaan," kata Aidil.
BISNIS
Baca: KSEI: Investor dan Dana Kelolaan Reksa Dana Lewat Fintech Melonjak Saat Pandemi