TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN mengakui telah menerima banyak permintaan pembukaan akses vaksin mandiri Covid-19 dari perusahaan. Para pengusaha umumnya menginginkan program vaksinasi dibuka secara mandiri untuk kepentingan karyawannya.
“Banyak permintaan untuk bisa memvaksin karyawan. Jadi bukan pengusahanya yang divaksin, tapi karyawannya supaya lebih produktif,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga, saat dihubungi Tempo, Jumat, 22 Januari 2021.
Permintaan itu datang lantaran perusahaan telah memperhitungkan efisiensi dan efektivitas vaksin mandiri dari sisi biaya dan waktu. Kepada Kementerian, para pengusaha bercerita bahwa selama ini perusahaan banyak mengeluarkan dana untuk tes swab Antigen bagi karyawan.
Bila dihitung ulang, kebutuhan itu sama besarnya ketika perusahaan mengeluarkan ongkos untuk vaksinasi. “Mereka perkirakan sama saja harganya,” tutur Arya.
Meski demikian, Kementerian BUMN belum bisa menjelaskan soal program vaksinasi mandiri itu. Sebab, Kementerian masih menunggu keputusan kebijakan tersebut dari Kementerian Kesehatan.