Data Bloomberg pada Senin lalu, 18 Januari 2021 menunjukkan Bitcoin merosot sekitar 4 persen ke level US$ 35.100. Sementara itu, Indodax.com mencatat harga Bitcoin berada pada level Rp 502,7 juta pada pukul 12.58 WIB, setelah sempat melemah hingga Rp 496 juta.
"Aliran ke Grayscale Bitcoin Trust kemungkinan akan perlu berada di atas US$ 100 juta per hari selama beberapa hari dan pekan mendatang agar investor tidak lari dari kelas aset ini," tulis tim analis termasuk Nikolaos Panigirtzoglou, seperti dikutip Bloomberg pada Senin, 18 Januari 2021.
Pelaku pasar yang mencari petunjuk mengenai selera investor terhadap aset berisiko telah dicengkeram oleh reli Bitcoin yang luar biasa dan penurunan 12 persen yang menyusul setelahnya pada 8 Januari 2021.
Sebenarnya masih belum jelas apa yang mendorong harga Bitcoin hingga melonjak hampir empat kali lipat selama setahun terakhir. Analis sebagian besar mengatakan penguatan ini dipicu oleh pelaku pasar harian, pemodal besar, hedge fund, investor institusional, dan bahkan tanda-tanda ketertarikan dari investor jangka panjang seperti perusahaan asuransi.
Di sisi lain, para pendukung Bitcoin berpendapat penguatan terjadi karena aset ini mulai dianggap matang sebagai aset lindung nilai terhadap pelemahan dolar AS dan kemungkinan kenaikan inflasi karena pemulihan ekonomi global.
ANTARA | BISNIS
Baca: Tanya Jawab Soal Bitcoin, Elon Musk Berminat Borong Uang Digital?