Sementara itu, ANTM juga optimistis dapat memaksimalkan produksi dan penjualan di bisnis emas pada 2021 seiring dengan harga komoditas safe haven itu yang masih berada di level tinggi.
Upaya ANTM itu akan didukung produk logam mulia perseroan yang masih menjadi merek terkemuka di pasar domestik. Belum lagi, minat pasar domestik terhadap investasi emas dalam setahun terakhir meningkat yang diharapkan tren tersebut dapat terus berlanjut pada 2021.
Oleh karena itu, ANTM berencana terus memperkuat bisnis tersebut melalui inovasi produk dan perluasan pasar.
Adapun, sepanjang 2020 ANTM mencatatkan volume produksi emas unaudited sebesar 1.672 kilogram, sedangkan volume penjualan emas mencapai 21.797 kilogram. Perolehan itu lebih rendah dibandingkan pencapaian 2019, yaitu produksi turun 14,6 persen, sedangkan penjualan turun 35,8 persen.
Kendati demikian, Kunto menjelaskan bahwa kinerja tersebut berhasil diimbangi dengan kenaikan harga emas global yang terjadi sepanjang tahun lalu, sempat menyentuh level rekor tertinggi sepanjang sejarah di posisi US$2.000 per troy ounce.
“Secara kuantitas memang mengalami penurunan dibandingkan dengan 2019, tetapi dari sisi pencatatan laba, komoditas emas pada 2020 memberikan kontribusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan 2019,” ujar Kunto.