"Ini adalah ungkapan rasa syukur saya, karena termasuk orang-orang yang mampu bertahan dari serangan Covid-19. Dengan mendonorkan plasma konvalesen, saya berharap bisa menolong pasien Covid-19 lainnya untuk segera sembuh," kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 Januari 2021.
Aksi Airlangga ini menuai kritik. Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman mengatakan, pejabat publik seperti Airlangga semestinya langsung mengumumkan saat diketahui terkonfirmasi positif Covid-19. Sebab, mereka banyak ditemui dan menemui publik.
Dan perlu ditelusuri orang-orang yang kontak erat dengan Airlangga. "Selain itu, pejabat publik seharusnya menjadi role model, contoh bagi masyarakat untuk terbuka agar mengetahui kontak eratnya," ujar Dicky saat dihubungi Tempo, Rabu, 20 Januari 2021.
Di hari yang sama, Istana membela Airlangga. Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyebut, hal tersebut tidak perlu diumumkan kepada masyarakat luas. Sebab, para anggota kabinet sudah tahu ruang pekerjaan dan berkomunikasi dengan siapa saja setiap harinya.
Selama pandemi Covid-19, ujar Moeldoko, para menteri tidak pernah masuk dalam area publik yang sangat besar karena berbagai kegiatan dibatasi.
"Sehingga kalau terjadi di menteri, ya cukup beberapa orang yang tahu. Setelah itu, ada langkah-langkah tindakan kesehatan dijalankan agar semua hal yang berkaitan dengan tracing itu bisa berjalan," ujar Moeldoko di kantornya terkait status Airlangga Hartarto.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Menteri Airlangga Tak Umumkan Positif Covid-19 Dikritik, Istana Beri Penjelasan