Baca Juga:
Untuk mendukung industri perikanan budi daya dari hasil riset, Trenggono mengizinkan pihak balai membeli peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk berinovasi. Dia juga meminta pihak balai menjalin kerja sama dengan beragam perguruan tinggi.
"Hasilnya kembali ke pengembangan riset. Dalam prosesnya ini tidak bisa sendiri, bisa kerja sama dengan Udayana, ITS, Unair, Brawijaya, ini harapan saya," kata dia.
Trenggono menargetkan, dalam tiga tahun 10 bulan, balai riset sudah mampu mengembangkan industri perikanan. "Kalau kita sudah mampu hatchery ini itu, tapi industrinya enggak ada, saya sebut belum berhasil. Saya ingin ada setidaknya satu sumber ekonomi baru yang bisa berkembang di wilayah Bali," tuturnya.
Selain berkunjung ke Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol, Trenggono meninjau budi daya lobster dalam keramba jaring apung di Desa Sumberkima. Lokasi keramba tersebut masih di wilayah Kabupaten Buleleng.
Baca: Penyelundupan 896 Ribu Benih Lobster Digagalkan Selama 2020, Terbanyak di Jambi