Tak terpengaruh oleh surat edaran APDI tersebut, Abdullah menjelaskan, Ikappi telah berkonsolidasi dengan para pedagang sapi untuk tetap berjualan. Agar pedagang tak terlalu merugi, para pedagang diimbau mengurangi produk daging yang diujual.
“Kami sudah konsolidasi agar tidak perlu mogok dan konsumsi tetap terjaga. Bagaimanapun ada warung-warung pengguna daging yang sudah langganan,” kata Abdullah.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat APDI Asnawi tidak langsung mengonfirmasi soal rencana pemogokan. Ketika dihubungi kemarin, dia mengatakan APDI masih mengikuti rapat stabilisasi harga daging sapi dengan Kementerian Perdagangan. "Rapat sedang berlangsung. Akan saya berikan update jika sudah selesai," kata Asnawi melalui pesan instan.
Adapun Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) melaporkan harga rata-rata daging sapi secara nasional naik dalam sebulan terakhir. Harga komoditas itu naik dari Rp 118.750 per kg pada pekan kedua Desember 2020 menjadi Rp 119.350 pada pekan ketiga Januari 2021.
Harga daging di sejumlah provinsi terpantau melampaui Rp 130.000 per kg seperti di Aceh yang menyentuh Rp 134.150 per kg dan Rp 130.200 per kg di Kalimantan Selatan. Sementara di DKI Jakarta, harga rata-rata pada pekan ketiga berkisar Rp 129.150 per kg.
Sebelumnya, mogok jualan dan produksi juga dilakukan oleh 5.000 UKM tahun tempe di DKI Jakarta pada awal tahun ini. Sebanyak 5.000 UKM di DKI Jakarta menghentikan proses produksi selama tiga hari sebagai bentuk protes terhadap lonjakan harga bahan baku yakni kedelai dari Rp 7.200 menjadi Rp 9.200 per kilogram.
BISNIS
Baca: Pasokan Daging untuk Natal dan Tahun Baru Surplus 19 Ribu Ton