“Bukan nyuruh beli ini mah, merentah. Ustad tanggung jawab beli! Tanggung jawab gimana? Orang saya suruh mikir. Mikir dulu lah, doa-doa, mikir, perhatiin. Itu keputusan Anda, tapi saya ngasi tau gitu loh kalau paling gampang jadi owner perushaaan ya beli sahamnya,” ujar Yusuf.
Ia lalu menyinggung MNC Kapital lewat anak usahanya, PT MNC Teknologi Nusantara, baru saja mendapat lisensi Bank Indonesia untuk pengembangan jasa sistem payment gateway bernama SPIN, dan beberapa nama di ekosistem perbankan. "Nanti Paytren bakal IPO ngikutin BCAP. Kalau ini terjadi apa? Lagi-lagi kebaikan dari MNC Group, kalau saya mah nggak ngilangin jasa orang,” tutur dia.
Dengan membeli saham BCAP, kata Yusuf, artinya telah memberikan manfaat bagi 30.000 karyawan MNC Group. "Saya sih ngeliatnya gini ya, kan mansyurmology kan gimana kita ada di perusahaan yang kemudian jasanya banyak, pelayanan publiknya banyak, kekhidmatannya banyak, jadi buat pemain-pemain saham cari yang begini-begini nih. Nanti cuannya ngikutin,” ujarnya lagi.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia angkat bicara mengenai tren 'influencer' saham oleh beberapa tokoh publik di media sosial, termasuk seperti yang kerap dilakukan Yusuf Mansur.
Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan portofolio saham yang didorong-dorong oleh tokoh publik belakangan ini sebagai fenomena baru seiring dengan meningkatnya transaksi dari investor ritel. “Di satu pihak kami menyambut positif influencer seperti mereka namun juga perlu mengingatkan mereka akan tanggung jawab moral untuk para pengikutnya,” katanya awal bulan ini.
Otoritas Bursa, ujar Laksono, juga akan mengingatkan para tokoh publik tersebut tentang potensi tuntutan hukum dari para pengikutnya apabila ada yang merasa dikecewakan. Untuk memastikan praktik perdagangan saham di pasar modal berjalan sesuai aturan, bursa juga akan mengajak para tokoh publik tersebut ikut Sekolah Pasar Modal (SPM) bagi yang belum pernah mengikuti.
Sebelumnya, sederet tokoh atau influencer ternama turut pom-pom atau merekomendasikan saham di akun media sosial, antara lain artis Raffi Ahmad, anak Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep hingga ustad Yusuf Mansur. Kehadiran mereka dengan mempromosikan membuat harga saham emiten tertentu melejit.
BISNIS
Baca: Beda dengan Yusuf Mansur, Mengapa Lo Kheng Hong Hindari Saham BUMN Karya?