TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi mengingatkan para investor agar berhati-hati mengambil keputusan membeli saham.
Pernyataan tersebut ia sampaikan terkait fenomena investor yang beli saham menggunakan modal dari pinjaman online hingga gadai surat berharga, seperti BPKB mobil hingga sertifikat tanah.
"Kami melihat hal ini sebagai fenomena yang tidak baik dan kami selalu mengingatkan kepada masyarakat, para investor, bahwa berinvestasi saham, selain berpotensi memberikan keuntungan yang baik juga mengandung risiko kerugian," kata Hasan dalam keterangan yang diunggah akun Instagram resmi saluran TV Bursa Efek Indonesia (BEI), @idx_channel, Selasa, 19 Januari 2021.
Baca juga : IHSG Tembus Level 6.400, Saham Unilever Ikut Menopang
Hasan pun mengingatkan investor tidak menggunakan dana yang bersumber dari pinjaman atau utang, atau dana yang diperlukan untuk kebutuhan darurat atau kebutuhan jangka pendek lainnya.
Media sosial belakangan ramai dengan unggahan sebuah foto berisi penggalan tangkapan layar pesan singkat berisi investor yang mengeluh beli saham pakai pinjaman atau utang.
Dalam unggahan itu, ada yang mengeluhkan beli saham dengan meminjam hingga 10 aplikasi pinjaman online hingga Rp 170 juta untuk membeli 500 lot saham ANTM.
Ada juga yang membeli saham KAEF dengan menggunakan uang arisan dan uang titipan ibu-ibu PKK. Ada juga yang membeli saham dengan menggadaikan tanah dan BPKB mobil.
FRISKI RIANA