Menurutnya, jika pemerintah hanya memberikan BLT bagi masyarakat pra sejahtera yang selama ini diibaratkan sebagai gerbong kereta tanpa memperhatikan pengusaha yang menjadi lokomotifnya, maka ekonomi akan sulit untuk segera pulih.
Bambang menggambarkan kondisi pengusaha logistik saat ini juga mengalami kesulitan karena ongkos muatnya dipotong atau ongkos muatnya dibayar dengan tempo dua kali lipat lebih lama dari biasanya. Bahkan ada yang semakin jarang diberi muatan.
Selama pandemi ini pun, kata dia, ongkos muat cenderung turun karena antara pengusaha transportasi dengan industri terjadi saling pengertian dan saling membantu.
“Jangan saat ini, di mana utilisasi trucking baru mencapai 50 persen saja. Ini ibarat atlet angkat besi, baru susah payah mengangkat beban separo saja, oleh pelatihnya malah ditambah beban lagi, ya bisa cedera atau mati atletnya,” katanya.
Dia optimistis sektor transportasi barang maupun penumpang orang akan membaik, apalagi sejak adanya vaksin Covid-19 yang meningkatkan optimisme publik. Saat ini, ujarnya, jangan lagi ada pernyataan soal Covid-19 dari politikus. Sebab pernyataan politikus hanya semakin memperparah dunia usaha.
Dia berpendapat persoalan Covid-19 sebaiknya hanya dikomentari oleh pihak yang berwenang yakni Kementerian Kesehatan.