Sebelum Dahlan bertanya, Dokter Hanny justru duluan bercerita. "Kita pernah bertemu di Malang," katanya. Lama sekali. Mungkin 20 tahun lalu.
Waktu itu dokter Hanny menjadi pejabat di bawah wali kota Malang. Sebelum akhirnya berlabuh di RSAL Surabaya dan sekarang di RS swasta. Setelah diperiksa, dokter bilang Dahlan kekurangan vitamin D.
"Aneh. Benar-benar aneh. Setiap hari saya olahraga satu jam. Di lapangan terbuka. Kok kekurangan vitamin D," kata Dahlan.
Dahlan bercerita, vitamin D-nya hanya 23,4. Padahal setidaknya, harus di atas 40. Artinya vitamin D-nya rendah sekali. Itulah sebabnya dia diberi vitamin D (tablet) 5.000. "Mengapa tidak sekalian 10.000?," kata Dahlan bertanya.
Lalu dokter Hanny menjelaskan alasannya. "Kalau ketinggian nanti kasihan ginjal. Untuk memberi obat, dokter harus mempertimbangkan banyak hal," ujarnya.
Di samping itu di Indonesia tidak dijual vitamin D di atas 5.000. "Di Singapura ada. Bahkan ada yang sampai 20.000," katanya.
Di Indonesia kalau memberi vitamin D 10.000 harus lewat suntikan. Kalau di Singapura suntikan bisa sampai 20.000. Bahkan 100.000.
Dokter Hanny lantas seperti menyindir Dahlan Iskan. "Banyak yang berolahraga di bawah matahari tapi pakai topi dan kaus lengan panjang," katanya. "Ha...ha...ha... Itu saya!" ucap Dahlan.
BISNIS
Baca: Dahlan Iskan Sebut Tugas Utama Menkes Budi Gunadi: Nego dengan Pabrik Vaksin