"Sebagai dampak dari belum pulihnya pertumbuhan kredit, LDR juga menurun dengan tajam menjadi sebesar 82,2 persen, turun signifikan dari 2019 yang sebesar 93,64 persen," ungkapnya.
Wimboh juga melaporkan bahwa likuiditas perbankan masih cukup memadai (ample) ditandai oleh alat likuid perbankan yang terus meningkat mencapai sebesar Rp2.111 triliun dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar Rp1.251 triliun, dan Dana Pihak Ketiga yang tumbuh sebesar 11,11 persen secara tahunan.
Alat likuid per non-core deposit 146,72 persen dan liquidity coverage ratio 262,78 persen, lebih tinggi dari threshold-nya. "Kondisi permodalan yang cukup tinggi dan kondisi likuiditas yang ample sebagaimana kami uraikan di atas akan memberikan ruang yang cukup besar untuk mendorong pertumbuhan kredit ke depan," imbuhnya.
Baca: 2020, OJK Sebut Industri Pembiayaan Minus 17,1 Persen karena Ekonomi Belum Pulih