Ziva menerangkan, CVR berisi rekaman percakapan serta suara lainnya yang terjadi di dalam ruang kokpit. Rekaman dalam data ini berdurasi 2 jam terakhir selama penerbangan berlangsung.
Menurut Ziva, bila CVR tidak kunjung ditemukan, investigasi tetap dilanjutkan. Namun, penelaahan dilakukan dengan data atau bukti yang ada.
Seperti pencarian CVR pesawat AirAsia QZ8501 dan Lion Air JT610, proses pencarian kotak hitam FDR dan CVR diakui membutuhkan waktu lebih. “Karena ada kemungkinan posisinya tertimbun objek dalam carcass pesawat atau objek lainnya,” ucapnya.
KNKT sebelumnya menjelaskan akan menempuh beragam cara untuk menginvestigasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 bila CVR tidak ditemukan. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyatakan mengatakan lembaganya akan menganalisis temuan yang terekam dari berbagai sumber, seperti komunikasi pilot dengan air traffic controller hingga flight data recorder atau FDR.
KNKT, kata dia, akan mendeteksi noise atau suara di balik percakapan yang tertangkap sebelumnya. "Kami akan gunakan segala macam cara. Ketika pilot jawab ke AirNav, kami dengarkan berulang kali bahkan sampai seribu kali," ujar Soerjanto di Posko JICT 2, Tanjung Priok, 13 Januari lalu.