TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Desember 2020 mencapai US$ 14,44 miliar, naik 14 persen (month-to-month/mtm) dan turun minus 0,47 persen (year-on-year/yoy). Kenaikan impor secara bulanan ini menunjukkan pola yang tidak biasa dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sebab biasanya, mencatat nilai impor, termasuk juga ekspor, di akhir tahun kerap turun. "Karena banyaknya libur di bulan Desember," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2021.
Adapun kenaikan tertinggi dari impor Desember 2020 masih berasal dari barang konsumsi. Nilainya, menurut data BPS, mencapai US$ 1,72 miliar, atau tumbuh paling tunggu 31,89 persen mtm, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya 25,52 persen.
Tapi, proporsi tertinggi dari impor Desember 2020 masih dikuasi bahan baku atau penolong yang mencapai 70 persen dari keseluruhan impor. Nilainya mencapai US$ 10,19 miliar, tumbuh 14,15 persen mtm, atau sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya 13,02 persen.
Secara umum, pertumbuhan impor pada Desember ini lebih rendah dari November 2020 yang naik 17,4 persen mtm. Tapi, saat itu impor minus 17,46 persen yoy.
Sementara pada Desember 2019, semuanya terjadinya penurunan. Saat itu, nilai impor turun 5,47 persen mtm dan 5,62 persen yoy.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Ekspor Diandalkan, Apindo: Kinerja Produk Nonkomoditas Perlu Dipacu