Simon bergabung dalam tim operasi Kapal KN SAR Wisnu milik Basarnas. Terjun sejak Minggu, 10 Januari, ia ditugasi ikut mengevakuasi potongan tubuh korban bersama penyelam dari lembaga dan organisasi lainnya di perairan Kepulauan Seribu berkedalaman 17-22 meter.
Dia berkisah, aktivitas penyelaman sangat tergantung pada kondisi cuaca. Saat cuaca cerah, tim lebih mudah melakukan evakuasi. Seperti pada Ahad pagi ketika ia pertama kali terjun, jarak pandang di dalam laut masih berkisar 5-8 meter.
Namun saat hujan turun pada sore hari, jarak pandang menyempit menjadi hanya 2-3 meter. Visibilitas atau jarak pandang pun menjadi tantangan utama dalam evakuasi. Belum lagi, tutur dia, kondiso bawah laut di lokais pencarian yang berlumpur.
Adapun Possi menerjunkan 30 relawannya dalam pencarian korban dan bangkai pesawat SJ-182. Di bawah koordinasi Basarnas, sejak hari pertama evakuasi, 17 penyelam Possi telah turun. Seluruh penyelam yang bergabung dipastikan memiliki sertifikat selam minimal level dive master atau instruktur.
Baca: Operasi Pencarian Korban Diperluas, Basarnas Duga Potongan Tubuh Terbawa Arus
FRANCISCA CHRISTY ROSANA