TEMPO.CO, Jakarta - Penyelam dari Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia atau Possi, Simon Boyke Sinaga, berkisah bahwa ia telah dua kali terlibat dalam operasi pencarian korban kecelakaan pesawat. Pertama, dia bergabung pada evakuasi pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Karawang, 2018 lalu.
Kemudian kini, ia ikut dalam pencarian korban serta bangkai pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu. Berhadapan dengan kondisi luar biasa di lokasi jatuhnya pesawat di dalam laut, Simon tak menampik sesekali muncul rasa takut dan iba.
"Kita masuk ke dalam air saja kan rasanya masuk ke dunia yang berbeda. Nah ini ditambah kita harus mengambil sesuatu yang berbeda lagi, yaitu korban," kata Simon saat ditemui Tempo di Posko JICT 2, Rabu, 13 Januari 2021.
Simon mengakui mental relawan penyelam benar-benar harus siap selama proses evakuasi berlangsung. Sebab sekali menyelam, yakni selama 25-30 menit, para relawan akan menghadapi situasi serta temuan-temuan yang tidak terduga.
Meski demikian, dia menyatakan ada dorongan besar yang berhasil mengalahkan rasa takut tersebut. Menurut dia, semangat kemanusiaan untuk membantu keluarga korban telah membuat para relawan penyelam bersemangat melalukan aktivitas pencarian bersama tim SAR gabungan.
"Ada keluarga korban yang butuh informasi. Semangat itu yang membuat kami berani dan ingin turun," katanya.