Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Batok Kelapa, Dari Tulungagung Merambah Jamaika  

image-gnews
Chairul Amin, pengusaha tas tempurung, di JCC, Jakarta, Minggu (21/09).(TEMPO/Yosep Arkian/20080921)
Chairul Amin, pengusaha tas tempurung, di JCC, Jakarta, Minggu (21/09).(TEMPO/Yosep Arkian/20080921)
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Bagi kebanyakan orang, tempurung atau batok kelapa paling banter hanya bisa dijadikan arang. Tapi, di tangan Chairul Amin, 45 tahun, tumpukan tempurung diubahnya menjadi aneka barang kerajinan, seperti tas, cincin, hingga kancing nan unik. Hasilnya, tumpukan rupiah dapat diraup perajin asal Tulungagung, Jawa Timur, itu.

Proses kreatif dimulai dengan memisahkan jenis batok berdasarkan warnanya: batok muda yang berwarna krem, dan batok kelapa tua. Semua batok itu lantas dikeringkan selama beberapa waktu agar tak berjamur. Penjemuran batok muda perlu waktu sedikitnya dua hari, sedangkan batok tua cukup beberapa jam saja. Setelah itu, batok-batok tersebut dibersihkan dan diampelas agar mulus dan bebas dari sabut. Selanjutnya, setiap batok siap dicetak, dipotong, atau diukir sesuai dengan motif yang diinginkan.

Amin mencontohkan, untuk membuat sebuah tas dengan motif benikan penuh, dibutuhkan waktu penyelesaian cukup lama. "Karena lebih rumit, membuat benikan dan menjahit minimal 2.000 benikan dengan tangan bisa seharian lebih untuk satu tas kecil," ujarnya saat ditemui Tempo di arena Indocraft dan Lebaran Fair beberapa waktu lalu. Sedangkan untuk motif ukir atau batok kotak dan bulat ukuran besar, relatif lebih cepat dan tidak butuh ketelitian lebih besar.

Pada masa awal merintis usaha, 2001, ayah empat anak itu hanya bermodal dua mesin pencetak dan pengebor besar dan kecil. Dengan mesin itu dia mencoba membuat cincin atau kancing dari batok kelapa berdiameter 0,5 sentimeter. "Kami menyebutnya benikan," ujar Amin. Dengan alat itu pula dia mengukir batok menjadi motif tertentu dan dirangkainya menjadi sebuah tas. Kini usahanya berkembang dengan 16 mesin pencetak pengebor.

Untuk bahan baku, sarjana pertanian jebolan Universitas Wijayakusuma, Surabaya, itu tak perlu pusing. Di lingkungan sekitarnya banyak teronggok serpihan batok kelapa. Semua jenis batok dari kelapa muda atau kelapa tua akan dipakainya sebagai bahan utama produk kerajinan. Bahan lainnya adalah bunga kelapa atau yang sering disebut manggar, kayu, dan kain.

Semula harga batok cuma Rp 750 per kilogram. Kini, karena sudah dianggap barang komersial, nilai ekonomis batok pun melonjak dua kali lipat menjadi Rp 1.200-1.500 per kilo. Maklum, dia harus bersaing dengan pembeli lain yang juga memanfaatkan batok kelapa ini untuk tempat menampung getah karet.

"Saya tinggal dekat hutan karet milik Perhutani," ujarnya. Dengan mengerahkan 10-15 pegawai, Amin biasa memasok 400-500 tas dari ukuran kecil, S (20 cm x 35 cm), hingga L (40 cm x 50 cm) setiap bulan. Pernah pula ia menerima pesanan hingga 1.000 buah sehingga harus mengerahkan tetangga kanan-kiri untuk membantunya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tas-tas cantik hasil kreasi Amin tak cuma dijajakan di toko-toko seni di Bali dan Yogyakarta, tapi juga ada yang memesannya dari luar negeri, misalnya Jamaika. Ia mengakui, pesanan sepanjang tahun lalu mencapai 10 ribu unit tas. Sedangkan tahun ini hanya 8.000 unit. Penghasilan bersih yang biasa masuk ke sakunya berkisar Rp 14-17,5 juta.

Soal harga, Amin mematok harga untuk pembeli lokal sebesar Rp 35-90 ribu, tergantung motif dan ukurannya. Padahal, di luar negeri, harga jual tas buatannya bisa mencapai Rp 450 ribu. "Ya, bagaimana, mereka menilainya kan barang unik, antik, susah buatnya bagi mereka. Tapi kalau di sini, ya, nggak laku karena daya belinya masih terbatas," ujar Amin sambil terkekeh.

Nyaris tak ada kendala yang ditemui Amin selama menjalani usaha ini, selain cuaca. Jika memasuki musim penghujan, kata dia, otomatis tingkat produksi menurun drastis. Sebab, batok kelapa akan sulit kering. Ia pernah mencoba menyiasati pengeringan melalui oven, tapi hasilnya ternyata tak bagus. "Tetap keluar jamur," ujarnya.

Ketika disinggung soal hak paten, Amin hanya tertawa getir. Jangankan hak paten, membuat label sendiri saja susah. Broker yang menjual kembali barang-barang kreasinya ke luar negeri lebih suka memberi label "Made in Bali", bukan "Made in Indonesia". "Lebih menjual, katanya," ujar Amin.

Dian Yuliastuti 


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

21 hari lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat menghadiri pembukaan Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Dinning Hall Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Jumat, 1 Maret 2024. Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang berlangsung dari 1-3 Maret 2024 tersebut mengangkat tema Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.


Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

30 hari lalu

Katrina Inandia, Head of Impact and Sustainability Amartha bersama Maya Tamimi, Head of Sustainable Environment Unilever Indonesia dalam kegiatan memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2024 di Teluknaga, Provinsi Banten.
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.


Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

54 hari lalu

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati. Foto: Canva
Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati.


Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

31 Desember 2023

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia ketika ditemui di sela acara BNI Investor Daily Summit 2023 di Kawasan Senayan Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menerbitkan sebanyak 7.146.105 nomor induk berusaha (NIB).


Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

10 Desember 2023

Presiden Joko Widodo (keempat kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kiri), Menkop UKM Teten Masduki (kedua kiri), Seskab Pramono Anung (ketiga kiri), Mendag Zulkifli Hasan (kelima kiri), Dirut BRI Sunarso (ketiga kanan) dan Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto (kanan) meninjau pameran UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis 7 Desember 2023. Dalam pameran yang berlangsung hingga 10 Desember itu Presiden Jokowi mengungkapkan UMKM merupakan penopang ekonomi nasional yang mana 61 persen PDB nasional disumbang oleh UMKM dan 97 persen tenaga kerja di Indonesia diserap UMKM. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

BRI mencatat business matching antara UMKM dengan pembeli di luar negeri melalui UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2023 mencapai Rp 1,26 triliun.


Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

15 November 2023

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

Terus tumbuh kuat, kinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.


Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

2 Oktober 2023

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil


Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

12 Agustus 2023

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

BRI optimistis segmen mikro dapat berkontribusi sebesar 45 persen dari total portofolio pembiayaan.


Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

2 Agustus 2023

Beberapa produk dari UMKM Desa Babakan Kabupaten Pangandaran yang jadi sampel dalam acara bertajuk Pelatihan Media Sosial sebagai Sarana Branding Komunitas Perajin pada Rabu, 2 Agustus 2023.  TEMPO/Ananda Bintang
Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

Pemasaran UMKM di media sosial membutuhkan kata kunci pesan untuk menyasar target pasar


Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

14 Juli 2023

Penyandang disabilitas menyelesaikan pembuatan aneka kerajinan tangan di Wisma Yayasan Cheshire Indonesia kawasan Cilandak, Jakarta, Selasa 4 Juli 2023. Kerajinan tangan berupa ikat rambut hingga rumah boneka berbahan kayu tersebut di jual secara daring dengan harga Rp. 15 ribu sampai Rp. 2,5 juta. Tempo/Tony Hartawan
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.