TEMPO.CO, Jakarta – Pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di Perairan Pulau Seribu sempat dikandangkan selama sembilan bulan dari 23 Maret sampai Desember 2020 lantaran pandemi Covid-19. Pesawat masuk hanggar sebelum diinspeksi untuk kembali terbang.
Selama pandemi berlangsung, otoritas penerbangan Amerika Serikat, yakni Federal Aviation Administration atau FAA, sempat mengirimkan perintah kelaikudaraan. FAA mengirim perintah kelaikudaraan atau airworthiness directive dan ditindaklanjuti Kementerian Perhubungan pada 24 Juli 2020.
“Perintah Kelaikudaraan mewajibkan operator yang mengoperasikan pesawat jenis Boeing 737-300/400/500 dan B737-800/900 untuk melakukan pemeriksaan engine sebelum dapat diterbangkan,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto dalam keterangan tertulis, Senin, 11 Januari 2021.
Regulator melakukan pengawasan rutin sesuai dengan program pengawasan dalam rangka memperpanjang sertifikat pengoperasian pesawat (AOC) Sriwijaya Air pada November 2020. Hasilnya, Sriwijaya Air telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan untuk laik beroperasi.
Kemudian pada 2 Desember, Kementerian Perhubungan telah melaksanakan pemeriksaan korosi pada kompresor tingkat 5 (valve 5 stages engine due corrosion). Pemeriksaan ini dikerjakan oleh inspektur kelaikudaraan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Selanjutnya pada 14 Desember 2020, Kementerian Perhubungan melakukan inspeksi. Pada 19 Desember 2020 pesawat mulai beroperasi kembali tanpa penumpang atau no commercial flight dan pada 22 Desember 2020 pesawat beroperasi dengan penumpang atau commercial flight.
Kementerian memastikan pesawat Sriwijaya SJ182 dinyatakan dalam kondisi laik udara sebelum terbang mengangkut penumpang. Pesawat jenis B737-500 tersebut telah mengantongi Certificate of Airworthiness (sertifikat kelaikudaraan) yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan dengan masa berlaku hingga 17 Desember 2021.
Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak mengalami kecelakaan setelah empat menit terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sebanyak 50 penumpang dan 12 kru pesawat menjadi korban dalam insiden yang terjadi pada Sabtu, 9 Januari 2021.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA