TEMPO.CO, Jakarta - Proses evakuasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 pada Senin, 11 Januari 2021 memasuki hari ketiga. Kepala Kantor SAR Jakarta Hendra Sudirman mengatakan evakuasi tahap pertama akan berlangsung selama 7 hari sampai 15 Januari 2021 dengan target utama pencarian jasad korban.
"Target utamanya (jasad) 62 korban (penumpang)," kata Hendra saat ditemui di tengah proses evakuasi di KN SAR Wisnu milik Badan SAR Nasional (Basarnas) di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin.
Baca Juga: Pencarian Sriwijaya Air SJ182, TNI AL Kerahkan 11 Kapal Perang
Sebelumnya, pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu siang, 9 Januari 2021. Pesawat ini membawa 62 penumpang termasuk kru, terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten, menuju Pontianak, Jakarta Barat.
Menurut Hendra, keputusan untuk masa evakuasi ditentukan oleh tim Disaster Victim Identification (Polri). Sebab, mereka yang akan melakukan identifikasi terhadap jasad korban yang ditemukan. Jika belum semua penumpang teridentifikasi, maka proses evakuasi akan diperpanjang.
Tapi ketika jasad yang ditemukan sudah mewakili ke-62 penumpang ini, maka evakuasi akan dihentikan. "Buat apalagi, karena 62 sudah teridentifikasi, si A, si B, si C, almarhum, selesai semua, kelar, gitu," kata Hendra.
Total pada hari ketiga ini, Basarnas menurunkan 50 tim penyelam. Mereka bercampur, ada yang dari Basarnas, Bea Cukai Kementerian Keuangan, hingga organisasi seperti Indonesia Divers Rescue Team (IDRT). Jika digabung dengan penyelam dari TNI dan Polri, maka totalnya mencapai 150 penyelam.
Salah satu penyelam yaitu Bayu Wardoyo dari IDRT. Bayu dan tim hari ini kembali menemukan potongan tubuh penumpang, termasuk body pesawat dengan tulisan PK. Sesuai arahan, kata dia, tim penyelam di bawah Basarnas ini difokuskan untuk mengumpulkan jasad korban. "Sementara untuk Black Box diarahkan ke TNI Angkatan Laut," kata dia.