TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 253 lokasi telah terjangkau oleh program pemerintah bahan bakar minyak atau BBM satu harga hingga akhir tahun 2020. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Arifin Tasrif mengatakan, sepanjang tahun ini sudah sebanyak 83 lembaga penyalur ditambah.
“Program BBM satu harga menurunkan harga premium dan solar,” ujar Arifin dalam konferensi pers virtual pada Kamis, 7 Januari 2021.
BBM satu harga kini telah menjangkau 46 lokasi di Sumatera, tiga lokasi di Jawa dan Madura, dan 52 lokasi di Kalimantan. Kemudian, 22 lokasi di Sulawesi, 38 lokasi di NTT dan NTB, dua lokasi di Bali, serta 90 lokasi di Maluku serta Papua.
Program BBM satu harga digencarkan sejak 2017. Pada tahun itu, terdapat 57 lokasi yang tersentuh oleh lembaga penyalur. Kemudian pada 2018 bertambah 74 lembaga penyalur menjadi 131 lokasi. Selanjutnya pada 2019 bertambah 39 lembaga penyalur menjadi 170 lokasi.
BBM satu harga mendorong pemerataan harga premium dan solar di seluruh lokasi di Indonesia, khususnya di daerah terdepan, terluar, dan terdepan atau 3T. Sebelum program ini dijalankan, harga BBM di seluruh wilayah mengalami disparitas.
Di Sumatera, harga BBM sebelum program dijalankan mencapai Rp 8.000-9.000. Sedangkan di Jawa dan Madura Rp 8.000-10.000. Kemudian di Kalimantan sebesar Rp 8.000-40.000. Lalu di Sulawesi Rp 8.500-25.000. Selanjutnya di NTB dan NTT sebesar Rp 8.000-9.000; sedangkan di Maluku dan Papua mencapai Rp 12.000-100.000.
Harga tertinggi di area Maluku dan Papua tercatat terjadi di Kabupanten Puncak. Sebelumnya, harga BBM di wilayah itu mencapai Rp 100.000 per liter.
Dengan progam tersebut, harga BBM jenis Premium seragam menjadi Rp 6.450 per liter. Sedangkan solar menjadi Rp 5.150.
Arifin menargetkan, pada 2021, jumlah lembaga penyalur BBM satu harga akan bertambah sebanyak 76 titik. “Kemudian pada 2024 nanti, 500 lokasi sudah terjangkau BBM satu harga,” katanya.
Baca: Pertamina Targetkan BBM Satu Harga Ada di 490 Lokasi pada 2024