TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menampik kabar soal rencana mengumpulkan setidaknya US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 13,9 triliun (asumsi kurs Rp13.900) melalui skema penerbitan saham baru atau rights issue.
Dilansir dari Bloomberg, Kamis, 7 Januari 2021, berdasarkan orang yang mengetahui rencana tersebut, BRI dikabarkan sedang bekerja sama dengan penasihat penggalangan dana, yang dapat dilakukan segera setelah paruh pertama tahun ini.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan bahwa berita terkait pemberitaan rights issue tidak benar. "Kami sampaikan bahwa pemberitaan tersebut tidak benar," katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis.
Aestika mengatakan saat ini fokus BRI adalah untuk terus memacu kinerja dan berperan dalam program pemulihan nasional pasca pandemi agar masyarakat Indonesia bisa kembali bangkit, terutama para pelaku UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi.
Sementara itu, Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen BRI Ari Kuncoro menyebutkan tak dapat berkomentar terkait wacana ini. "Kalau itu saya tidak dapat berkomentar. Saya hanya mampu berkomentar terkait dengan industri," sebutnya.
Adapun, isu rencana penggalangan dana tersebut berembus setelah pada Oktober 2020, BRI menandatangani kesepakatan bersyarat dengan PT Bank Mandiri dan PT Bank Negara Indonesia untuk menggabungkan unit sesuai syariah. Penggabungan ini bisa membentuk entitas yang asetnya mencapai Rp 390 triliun atau US$ 28 miliar pada 2025.