TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan alasan pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB Jawa Bali. Airlangga mengatakan jumlah kasus aktif Covid-19 kini terus bertambah dan diperkirakan melonjak setelah libur Natal dan Tahun Baru, terutama di dua pulau tersebut.
“Berdasarkan pengalaman, setelah libur ada kenaikan (kasus Covid-19) 25 sampai 30 persen,” ucap Airlangga dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Kamis, 7 Januari 2021.
Baca Juga: PSBB Jawa-Bali, Airlangga: IHSG Masih di Jalur Positif
Penambahan jumlah kasus yang signifikan tercermin pada rekap data pemerintah sejak dua bulan terakhir. Laju penambahan kasus pada Desember hingga Januari tercatat meningkat dua kali lipat mencapai 51 ribu. Pada 6 Januari 2021, penambahan kasus mencapai 8.854. Ini merupakan yang tertinggi sejak Covid-19 pertama kali muncul.
Kapasitas tampung di rumah sakit untuk ruang perawatan dan ICU pun semakin tipis karena pasien terus bertambah. Di DKI Jakarta, misalnya, tingkat keterisian rumah sakit atau BOR sudah mencapai lebih dari 80 persen atau lebih dari rata-rata nasional yang sebesar 62,8 persen. Sedangkan tingkat keterisian ICU telah melampaui 84 persen.
Sementara itu secara bersamaan, pemerintah bakal memulai program vaksinasi pada pertengahan Januari. Vaksin akan berlangsung setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization atau EUA.
Airlangga mengatakan pemerintah terus berupaya menambah kapasitas bed atau kasur dan ICU untuk menangani pasien Covid-19. Saat ini, kapasitas rumah sakit telah bertambah menjadi 30 persen.