TEMPO.CO, Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM mengandalkan pendanaan dari pasar modal untuk memperkuat strategi perluasan jangkauan layanan kredit mikro. Perusahaan pembiayaan mikro pelat merah ini menargetkan bakal memperoleh sumber pendanaan mencapai Rp16 triliun-Rp18 triliun pada 2021.
"Sekitar 50 persen diperkirakan dari pasar modal. Penerbitan surat utang baru sedang kami persiapkan di kuartal pertama 2021 ini," ungkapnya, kepada Bisnis, Rabu 6 Januari 2021.
Dengan permodalan tersebut, PNM menargetkan mampu menyalurkan hingga Rp38 triliun sepanjang 2021 ke dua produk andalannya, program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar), dan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) dan memperluas jangkauan layanan mencapai 5.000 kecamatan dari 34 provinsi seluruh Indonesia.
Pada 2020, PNM memang tampak telah mengandalkan pendanaan lewat pasar modal. Pada kuartal III/2020, porsinya sudah mencapai 61 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan pinjaman perbankan yang berjumlah 22 persen, dan terakhir pendanaan pemerintah sebesar 17 persen.
Persentase ini belum ditambah Obligasi Berkelanjutan III PNM Tahap IV 2020 dengan jumlah pokok Rp1,73 triliun yang meluncur pada akhir kuartal IV/2020, tepatnya 7 Desember 2020. Tiga seri obligasi ini tercatat masih memiliki tingkat bunga di atas deposito, yaitu Seri A (Rp904,80 miliar) dengan tingkat bunga tetap 6,50 persen per tahun, jatuh tempo 14 Desember 2021.