TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Petani Indonesia menyebut kurangnya ketersediaan dan luas tanah menjadi salah satu kendala dalam peningkatan produksi kacang kedelai di dalam negeri.
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Henry Saragih mengatakan Kementerian Pertanian sempat menginisiasi program peningkatan produksi kedelai dalam negeri melalui proyek pajale (padi, jagung, dan kedelai) pada era Menteri Amran Sulaiman.
Namun, proyek ini gagal memenuhi target yang direncanakan. Kementerian Pertanian sempat menargetkan produksi kedelai pada 2019 bisa mencapai 2,8 juta ton untuk memenuhi kebutuhan yang diperkirakan mencapai 4,4 juta ton. Namun hingga Oktober 2019 hanya tercapai 480 ribu ton atau 16,4 persen dari target.
"Pada 2018 juga sama, dari target 2,2 juta ton produksi kedelai, hanya terealisasi 982.598 ton," ujar Henry dalam keterangan tertulis, Selasa, 5 Januari 2021.
Henry mengatakan permasalahannya bukan karena petani tidak bisa meningkatkan produksi, tetapi lantaran faktor ketersediaan dan luas tanah yang kurang. Karena itu ia mendorong program reforma agraria dipercepat untuk bisa memperluas lahan untuk tanaman kedelai dan pangan lainnya.
Program pajale, kata Henry, selama ini direncanakan dengan menanam di tanah yang sama. Namun, petani tidak mau menanam padi bersama dengan jagung atau kedelai.