TEMPO.CO, Denpasar - Bali berencana mengekspor umbi porang sebesar 5.000 ton ke Cina pada tahun ini. Ekspor ini merupakan komoditas baru yang dijajaki Bali untuk diperdagangkan ke luar negeri.
Kepala Bidang Produksi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Bali I Wayan Sunarta mengatakan nota kesepahaman terkait rencana ekspor tersebut telah dilakukan dengan Cina. Hanya saja, kepastian ekspor porang dalam bentuk chip kering tersebut masih menyesuaikan dengan ketersediaan barang.
Pasalnya, sejumlah pengusaha porang di Jawa juga mencari bahan baku umbi tersebut ke Bali. Jawa pun juga melakukan ekspor umbi porang dalam bentuk tepung hingga keripik.
"Tantangannya sekarang terkait dengan ketersediaan produk, karena pengepul dari Jawa juga berburu produk ke Bali," katanya kepada Bisnis, Selasa, 5 Januari 2021.
Sunarta menjelaskan hingga saat ini belum ada data resmi mengenai volume produksi umbi porang di Bali. Saat ini, penghasil terbesar dipastikan berada di Jembrana.
Pemerintah Provinsi Bali juga belum bisa memastikan potensi nilai ekspor dari komoditas tersebut. Saat ini harga porang di tingkat petani adalah senilai Rp 10 juta per ton.