Menurut Fajar, periode Ramadan dan Lebaran tahun ini akan menjadi sangat penting untuk pemulihan industri selanjutnya. Alhasil, protokol kesehatan harus benar-benar dijaga oleh semua masyarakat agar aktivitas mulai kembali bergerak dengan tidak menambah tinggi kasus Covid-19.
"Jadi kalau Ramadan dan Lebaran bisa sesuai harapan kita akan bisa tancap gas lagi, jadi tidak boleh kehilangan momen itu agar utilisasi paling tidak di kisaran 75-80 persen lagi. Tentunya juga sembari berharap proses vaksinasi berjalan lancar," ujar Fajar.
Sementara itu, Asosiasi Industri Plastik Hilir Indonesia (Aphindo) menyatakan tahun ini industri kemasan plastik dapat kembali tumbuh positif. Walakin, pertumbuhan tersebut belum dapat mengembalikan performa pabrikan seperti pra-pandemi.
Ketua Umum Aphindo Tjokro optimistis performa industri hilir plastik akan tumbuh sekitar 5-4 persen secara tahunan pada 2021. Adapun, tren pertumbuhan diramalkan akan dimulai pada kuartal II 2020. "Skenario kedua, kalau tersendat, pertumbuhan [volume produksi] bisa 2-2,5 persen. Itu semua tergantung pada vaksin ini. Efektivitasnya sampai mana setelah dilakukan," katanya.
Namun demikian, pertumbuhan tersebut belum dapat mengembalikan performa industri hilir plastik kembali ke posisi 2019. Pasalnya, Tjokro mencatat volume produksi industri hilir plastik anjlok sekitar 10-20 persen.
Walaupun demikian, Tjokro menyatakan masih ada pertumbuhan produksi pada salah satu jenis kemasan plastik, yaitu kemasan hand sanitizer. Menurutnya, volume produksi segmen tersebut naik setidaknya 100 persen.
BISNIS