"Saya juga merumahkan sementara tiga karyawan. Mau bagaimana lagi. Produksi nanti dilakukan setelah harga kembali normal," katanya.
Perajin tahu lainnya, Kusnadi mengatakan, kedelai yang digunakan untuk produksi tahu berasal dari Amerika Serikat. Harganya pun lebih murah dibandingkan kedelai lokal.
Selain lebih mahal, kata pria berusia 49 tahun ini, kedelai lokal pun tidak cocok diolah menjadi tahu.
"Sepertinya akan terus mogok sampai harga normal atau ada upaya lain dari pemerintah, sehingga tidak merugikan para pembuat tahu di Cirebon," katanya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto, mengatakan, faktor utama penyebab kenaikan harga kedelai dunia adalah lonjakan permintaan kedelai dari China kepada Amerika Serikat selaku eksportir kedelai terbesar dunia. Pada Desember 2020 permintaan kedelai China naik dua kali lipat, yaitu dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya kontainer di beberapa pelabuhan Amerika Serikat, seperti di Los Angeles, Long Beach, dan Savannah sehingga terjadi hambatan pasokan terhadap negara importir kedelai lain termasuk Indonesia.
Baca: Harga Kedelai Meroket: 5 Ribu UKM Mogok, Tahu Tempe Naik Mulai Senin