TEMPO.CO, Jakarta – Pakar epidemologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan vaksinasi bukan senjata satu-satunya bagi pemerintah untuk memerangi Covid-19. Menurut Pandu, vaksin hanya alat sekunder bagi pencegahan penyebaran wabah virus corona.
“Kita harus sadarkan ke Pak Menteri Kesehatan Budi Gunadi, walau dia membantu penyiapan vaksin, vaksinasi bukan senjata pamungkas,” ujar Pandu saat dihubungi pada Senin, 4 Januari 2021.
Pandu mengatakan pemerintah saat ini harus lebih mempercepat pengetesan spesimen dan melakukan pelacakan penyebaran Covid-19. Selain itu, pemerintah perlu mempertegas implementasi aturan protokol kesehatan untuk mengurangi risiko penularan, seperti gerakan 3M. Gerakan 3M adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
Di samping itu, Pandu berpendapat pemerintah tak dapat menggantungkan harapan terlalu tinggi terhadap vaksin Covid-19. Musababnya, klinis tahap tiga belum final sehingga efikasi dan efektivitas vaksin belum diketahui secara jelas.
“Prosedur kita itu terbalik. Belum apa-apa sudah pesan, sudah bayar, sudah datang. Seharusnya negosiasi (dengan produsen) vaksin dilakukan kalau efektivitasnya sudah terbukti lebih dari 80 persen baru dikirim,” ucapnya.