“Kemarin sudah diperkecil, istilahnya, kemudian mengurangi produksi. Biasanya 100 kilogram jadi 75 kilogram. Sudah berbagai cara, tapi enggak kuat lagi,” kata Asep.
Asep mengatakan, produsen tahu-tempe dengan kapasitas produksi terbatas yang terpukul dengan kenaikan harga kedelai. “Yang repot itu yang produksi 150 kilogram ke bawah (per hari). Yang 50 kilogram misalnya, dia harus produksi sendiri, keliling jualan sendiri paling hanya dapat Rp 5 ribu. Yang kita bela itu,” kata dia.
Asep mengatakan, mayoritas produsen tahu-tempe di Kota Bandung misalnya memproduksi di bawah 200 kilogram per hari. Produsen tahu tempe dengan kapasitas produksi hingga kuintalan seharinya bisa dihitung dengan jari. “Kalau sudah di atas 5 kuintal itu mandiri. Yang kita bela di bawah 200 kilogram, mayoritas,” kata dia.
Asep mengatakan, aksi mogok terpaksa di ambil untuk meminta pemerintah turun tangan mengatasi kenaikan harga bahan baku kedelai. “Bukannya tidak kasihan pada masyarakat, makanya pemerintah agar turun tangan dalam waktu dekat dengan memberikan subsidi harga (bahan baku kedelai). Misalkan dikasih subsidi Rp 2-3 ribu per kilogram,” kata dia.
AHMAD FIKRI
Baca juga: KPPU Buka Opsi Bahas Fluktuasi Harga Kedelai