Sandiaga menyatakan Kementerian telah memiliki strategi untuk mewujudkan target tersebut, yakni memakai pendekatan big data. “Big data untuk memetakan potensi dan menguatkan berbagai aspek pada sektor ekonomi kreatif,” katanya.
Selain itu, pelaku usaha pariwisata didorong beradaptasi di masa pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan di seluruh destinasi. Kementerian memiliki program sertifikasi CHSE atau cleanliness, health, safety, and environment sustainibility untuk membangkitkan kepercayaan wisatawan terhadap pariwisata di Tanah Air.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah mengubah arah pembangunan pariwisata dari kuantitas wisatawan menjadi berbasis kualitas alias pengeluaran per kunjungan. Selama pandemi, Kementerian pun mengutamakan pergerakan wisatawan domestik. Peralihan konsep ini sejalan dengan anjloknya jumlah wisatawan asing alias wisman akibat pandemi Covid-19.
Selama Januari hingga September 2020, kunjungan wisatawan mancanegara tercatat tak mencapai 4 juta atau amblas 74,7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Devisa yang dihasilkan pun hanya senilai US$ 3,54 miliar atau turun dari 2019 yang mencapai US$ 16,9 miliar.
Pada 2021, jumlah wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia ditargetkan sebesar 4-7 juta orang. Angka ini jauh lebih rendah dari target sebelumnya sebesar 18 juta orang. Kementerian memproyeksikan target kunjungan 18 juta orang baru akan terlaksana pada 2025.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA