Berikutnya, Kemenhub meminta perusahaan pelayaran dalam negeri, khususnya yang tergabung dalam INSA, mengambil peluang utk memanfaatkan ruang muat pelayaran luar negeri yang berkurang. "Kami juga mengimbau perusahaan eksportir melakukan subtitusi dengan memakai peti kemas 20 feet," ucap Agus.
Seperti diketahui, sejumlah negara telah menjalankan kebijakan penutupan (lockdown) lantaran pandemi, sejak awal tahun ini. Hal ini mengakibatkan terjadinya pembatasan pergerakan orang, barang, hingga pergerakan kapal.
Tak sedikit perusahaan pelayaran yang mengurangi kegiatan kapalnya, untuk menekan biaya operasional dan menstabilkan ongkos pengangkutan.
Industri pelayaran global, menurut Agus, mulai menggeliat mulai Juli lalu, ketika Cina mulai menaikkan frekuensi ekspor. Hanya saja, aktivitas di Cina ini tak serta-merta memulihkan industri pelayaran global.
Pasalnya, Agus berujar pengiriman kontainer masih terbatas lantaran sejumlah negara masih menjalankan kebijakan penutupan (lockdown). Sumberdaya manusia untuk menjalankan aktivitas bongkar muat pun masih terbatas, sehingga keterlambatan dalam pengiriman dan pengumpulan kontainer pun terjadi.
Baca: Strategi saat Pandemi, Angkutan Perintis Fokus Genjot Bisnis Kargo